Gadis itu
tertunduk. Lagi. Desah napas panjang yang dihela cepat-cepat keluar dari
paru-paru kecilnya. “Aku belum cukup kuat,” keluhnya.
Pikirannya penuh.
Penuh dengan hal remeh-temeh yang selalu mengusik keheningan hari. Gadis itu
kesulitan untuk mengabaikan banyak hal yang seharusnya bahkan bukan masalah. Gadis
dengan kacaunya memejamkan mata. Dari kelopak mata yang tertutup itu mengalir
tetesan kecil air mata bening. Dia sangat kesulitan.
Berkecil hati
dengan segala keterbatasan bukan hal yang baik untuk dimiliki. Gadis masih
bergeming dalam diam.
***
Beberapa orang
punya kemampuan untuk bisa melangkah dan melupakan masa lalu begitu saja. Beberapa
orang tidak.
Gadis mengangkat
kepalanya, berusaha menyeka air mata dengan ujung pakaiannya.
“Aku sebaiknya melakukan sesuatu.” Dan dia melakukannya. Ajaib, kelegaan menghampiri tubuhnya. Pagi tadi dia menari di depan cermin!
“Aku sebaiknya melakukan sesuatu.” Dan dia melakukannya. Ajaib, kelegaan menghampiri tubuhnya. Pagi tadi dia menari di depan cermin!
Namun semuanya
hanya sesaat. Gadis tertunduk lagi. Keheningan jahat itu mulai mengganggu. Gadis
kembali melakukan usahanya. Senyum lebar kali ini menghiasi wajah kurusnya. Dan
lagi, hanya sebentar.
Ada yang salah
dengan Gadis. Dia tidak tahu apa yang dia inginkan. Gadis pikir bisa membuat
semuanya mudah hanya dengan usaha kecilnya. Dan lagi, pikirannya
mengkhianatinya. Gadis hanya tahu, tidak ada gunanya lagi mengharapkan si teman
berusaha mengimbangi usaha kecilnya. Hanya menambah luka saja. Gadis tahu,
perasaannyalah yang harus disalahkan. Karena tidak ada yang wajib bertanggung
jawab atas luka hatinya. Kebahagiaan hatinya adalah tanggung jawabnya sendiri.
Gadis tertunduk.
Kali ini tumpah air mata yang disertai curahan hati untuk Tuhannya. Sayup desakan
dan kata-kata mulai berhamburan dalam hening. Sudah tengah malam. Aku menunggu
tangisan itu reda. Lama sekali aku menunggu. Tak sadar air mata ku ikut
terjatuh. Aku tahu tidak semua mereka akan mengerti kisah si gadis. Dia terluka
tapi tak tahu harus bagaimana mengakhiri. Dia perlu jadi dirinya yang terbaik,
jadi dirinya yang masih menunggu disadari di dalam sana. Potensi, kebebasan,
kehangatan yang lama berdiam di sudut tubuh kurusnya. Dia akan menjadi
sebaik-baiknya. Aku tahu dia tidak perlu melakukan hal besar. Dia hanya perlu
melakukan hal kecil dengan hati yang besar. Karena akan selalu ada orang luar
biasa di balik kemegahan layar panggung. Gadis perlu tahu itu. Emm, bagaimana
dengan pekerjaan di belakang layar? Tidak terlihat memang, tapi selalu
diperlukan. Perasaan Gadis juga, tidak perlu meminta si teman itu melakukan
sesuatu untuknya. Bersabarlah dengan acuhannya. Semakin Gadis menginginkan hal
seperti itu, aku takut Gadis semakin kesulitan. Gadis perlu menyimpan air mata
saat kelak dia harus membersihkan matanya yang berdebu. Dengan si teman, Gadis
hanyalah orang di balik layar. Tidak perlu dipuji, tetapi selalu dibutuhkan. Terutama
doa-doanya.
Dan kamu teman
si Gadis, teruslah berlari dan berjuang untuk semua yang kamu impikan. Tak ada
siapa-siapa lagi di belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar