dream l pray l do

Dia, ingin ku, suatu saat, adalah yang mencintai Tuhan lebih dari apa pun.
:D

Go on.

Di Balik Layar Itu, Ada..

Gadis itu tertunduk. Lagi. Desah napas panjang yang dihela cepat-cepat keluar dari paru-paru kecilnya. “Aku belum cukup kuat,” keluhnya.
Pikirannya penuh. Penuh dengan hal remeh-temeh yang selalu mengusik keheningan hari. Gadis itu kesulitan untuk mengabaikan banyak hal yang seharusnya bahkan bukan masalah. Gadis dengan kacaunya memejamkan mata. Dari kelopak mata yang tertutup itu mengalir tetesan kecil air mata bening. Dia sangat kesulitan.
Berkecil hati dengan segala keterbatasan bukan hal yang baik untuk dimiliki. Gadis masih bergeming dalam diam.
***
Beberapa orang punya kemampuan untuk bisa melangkah dan melupakan masa lalu begitu saja. Beberapa orang tidak.
Gadis mengangkat kepalanya, berusaha menyeka air mata dengan ujung pakaiannya.
“Aku sebaiknya melakukan sesuatu.” Dan dia melakukannya. Ajaib, kelegaan menghampiri tubuhnya. Pagi tadi dia menari di depan cermin!
Namun semuanya hanya sesaat. Gadis tertunduk lagi. Keheningan jahat itu mulai mengganggu. Gadis kembali melakukan usahanya. Senyum lebar kali ini menghiasi wajah kurusnya. Dan lagi, hanya sebentar.
Ada yang salah dengan Gadis. Dia tidak tahu apa yang dia inginkan. Gadis pikir bisa membuat semuanya mudah hanya dengan usaha kecilnya. Dan lagi, pikirannya mengkhianatinya. Gadis hanya tahu, tidak ada gunanya lagi mengharapkan si teman berusaha mengimbangi usaha kecilnya. Hanya menambah luka saja. Gadis tahu, perasaannyalah yang harus disalahkan. Karena tidak ada yang wajib bertanggung jawab atas luka hatinya. Kebahagiaan hatinya adalah tanggung jawabnya sendiri.
Gadis tertunduk. Kali ini tumpah air mata yang disertai curahan hati untuk Tuhannya. Sayup desakan dan kata-kata mulai berhamburan dalam hening. Sudah tengah malam. Aku menunggu tangisan itu reda. Lama sekali aku menunggu. Tak sadar air mata ku ikut terjatuh. Aku tahu tidak semua mereka akan mengerti kisah si gadis. Dia terluka tapi tak tahu harus bagaimana mengakhiri. Dia perlu jadi dirinya yang terbaik, jadi dirinya yang masih menunggu disadari di dalam sana. Potensi, kebebasan, kehangatan yang lama berdiam di sudut tubuh kurusnya. Dia akan menjadi sebaik-baiknya. Aku tahu dia tidak perlu melakukan hal besar. Dia hanya perlu melakukan hal kecil dengan hati yang besar. Karena akan selalu ada orang luar biasa di balik kemegahan layar panggung. Gadis perlu tahu itu. Emm, bagaimana dengan pekerjaan di belakang layar? Tidak terlihat memang, tapi selalu diperlukan. Perasaan Gadis juga, tidak perlu meminta si teman itu melakukan sesuatu untuknya. Bersabarlah dengan acuhannya. Semakin Gadis menginginkan hal seperti itu, aku takut Gadis semakin kesulitan. Gadis perlu menyimpan air mata saat kelak dia harus membersihkan matanya yang berdebu. Dengan si teman, Gadis hanyalah orang di balik layar. Tidak perlu dipuji, tetapi selalu dibutuhkan. Terutama doa-doanya.

Dan kamu teman si Gadis, teruslah berlari dan berjuang untuk semua yang kamu impikan. Tak ada siapa-siapa lagi di belakang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar